Sabtu, 14 Juni 2008

2008_06_14 Kebun Raya Cibodas dan Sisi Lainnya



----

----

----

Jalan jalan kita belum terhenti sampai di air terjun saja. Jiwa adventurer baru saja akan dimulai ketika teringat akan air terjun yang sebenarnya di pedalaman kebun raya Cibodas. Jalan yang ditempuh cukup melelahkan, apalagi kami harus melewati jalan pintas yang cukup curam dan licin sehabis hujan. Walau dibawa santai, namun nafas "ngos ngos an" memakan sebagian semangat yang tadinya membakar.



----

Tanpa sengaja, seekor bunglon melewati jejak perjalanan. Tanpa menunggu lebih lama, anak anak begitu sigap. Wah, andai bisa direkam bagaimana anak anak itu menangkapnya, sungguh cerdik. Kami yang mengamati begitu takjub dengan kesiapan mereka. Bisa jadi ini soal kebiasaan berada di lingkungan alam yang bebas.

Anak anak nampak familiar memperlihatkan bunglon hasil tangkapannya. Lalu diikat ekornya dan membiarkannya terbebas dengan kontrol tali yang tergenggam di tangan.

Rasa penasaranku hanyalah, ketika ingin melihat perubahan warna yang mungkin bisa ditunjukkan oleh bunglon itu. Rupanya tak juga menampakkannya ..



----

----

Mencari petunjuk seberapa jauh perjalanan yang harus ditempuh, kami memutuskan untuk kembali saja, namun melalui sisi jalan yang berbeda. Pemandangan memang nampak lebih berbeda dan indah. Tanpa membawa hasil melihat air terjun yang sebenarnya, kami mencoba untuk mencari suasana yang berbeda nanti di Taman Bunga Nusantara.



----

----
Udara yang segar .. dikelilingi perbukitan dan pepohonan yang lebat, membuat lelah pun bisa perlahan menghilang. Penduduk sekitar nampak menemani jalan jalan siang itu.
Siang ??
Perkiraanku tadi sekitar pukul 08.00-09.00 pagi, rupanya sudah beranjak menuju pukul 11.00. Matahari tak terasa menyengat. Wajahnya pun tak terlihat sedikitpun, selain cahayanya yang menerangi. Apalagi ..?



----
Jalan jalan kita menuju pintu terakhir. Suasana nampak mulai sepi, selain anak anak penduduk yang sedari tadi menemani, dan petugas keamanan yang sigap menjaga. Pandangan mata tertuju kepada satu bentuk bangunan, seperti menara kastil di ujung sana, yang merupakan pintu gerbang komplek perumahan atau vila.



----

Kali yang mengalirkan aliran air, nampak tak begitu deras apalagi pasang. Bisa dibayangkan, bagaimana suasananya ketika hari hari biasa berlalu. Atau malam tiba menjelang, tentunya gelap lebih dominan menyelimuti, karena tak satu pun penerangan berjaga disini.



----

----

----

Satu yang dikagumi adalah, pemandangan yang luar biasa begitu berbeda dari keseharian kita di kota besar, juga udara yang sangat bersih ..
Anak anak penduduk begitu menyatu dengan alam dengan kebiasaan kebiasaannya yang begitu akrab dengan lingkungan sekitar. Tentunya lebih lengkap bila suara kicauan burung turut menemani jalan jalan kami ketika itu. Wah .. benar benar menyatu ...



----

----

----


0 komentar:

Pigura Perjalanan II © 2008 Template by:
SkinCorner